Friday, 9 October 2015

SOSIOLINGUISTIK REGISTER DAKWAH



SOSIOLINGUISTIK
REGISTER DAKWAH

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sosiolinguistik


Oleh:

1.        Khairul Anwar      (A310130147)
2.        Tri Novianto S      (A310130149)
3.        Ilham Lazimi        (A310130170)

PENDIDIKAN BAHASA  SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015




ii
BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang Masalah
Sosiolinguistik pada hakikatnya, merupakan salah satu cabang ilmu bahasa (linguistik) yang mengkaji, atau meneliti integrasi antara konsep kebahasaan yang bervariasi dengan berbagai aspek kehidupan masyarakat yang heterogen, diadopsi ke dalam bidang kajian yang meliputi bidang agama, budaya, pendidikan, pembelajaran, politik, sosial ekonomi, dan sebagainya (Ngalim, 2013:30). Dari hakikat linguistik tersebut dapat disimpulkan bahwa ilmu bahasa juga harus mengkaji bahasa yang digunakan dalam aspek kehidupan masyarakat yang meliputi berbagai bidang. Dalam linguistik terdapat kajian yang disebut register yang merupakan seperangkat perbendaharaan kata berkaitan dengan ciri khas pekerjaan dan kelompok masyarakat. Terdapat berbagai kajian mengenai register yang berkaitan dengan ciri khas pekerjaan, salah satunya adalah register dakwah. Register dakwah akan mengkaji berbagai perbendaharaan kata yang berkaitan dengan dakwah, yang berfungsi untuk memberikan informasi yang lebih jelas agar penerima bisa memahami dengan mudah informasi yang disampaikan oleh pendakwah. Untuk lebih jelas mengenai register dakwah akan dibahas dalam makalah ini di bagian pembahasan.
B.       Rumusan Masalah
1.         Apa pengertian register dakwah?
2.         Apa kata, frasa, dan kalimat khusus dalam dakwah?
C.      Tujuan Penulisan
1.         Mengetahui pengertian register dakwah.
2.         Mengetahui kata, frasa, dan kalimat khusus dalam dakwah.


1
BAB II
PEMBAHASAN
A.      Pengertian Register Dakwah
Register dakwah adalah perbendaharaan kata, kalimat dan wacana khas dakwah. Secara etimologis, kata dakwah berasal dari perbendaharaan kata dasar kerja (verba) bahasa Arab da’a yang artinya ‘memanggil’, ‘mengajak’, atau ‘memohon’. Dari kata dasar verba da’a mengalami perubahan bentuk ke kata da’wah diintegrasikan ke dalam bahasa Indonesia dakwah. Sesuai dengan esensi dakwah yang dituntunkan oleh Muhammad Rasulullah SAW, dalam bentuk dakwah dengan tutur (lisan) yang persuasif, ramah, menarik, dan sugestif. Di samping itu, juga ada bentuk dakwah bilhal, yang juga memiliki potensi sugesti yang besar. Dakwah bilqaul (dengan lisan atau tutur) perlu dilakukan dalam wujud menjelaskan tuntunan yang bersumber Al Quran dan Hadits (Ngalim 2013:97).

B.       Kata, Frasa, dan Kalimat Khusus dalam Dakwah
Penjelasan tuntunan Alquran dan Hadits diwujudkan dalam informasi tentang langkah-langkah menjalankan perintah Allah (amar makruf), dan menjauhi pantangan Allah (nahi munkar) secara tepat. Dengan demikian tidak akan terjadi keliru pemahaman, sehingga salah, dan menyebabkan sesat. Misalnya: perlunya informasi salah satu perintah Allah yang sifatnya komprehensif, tentang esensi ibadah. Kebanyakan masyarakat memahami ibadah hanya bersifat khusus, yakni salat, puasa, dan haji. Padahal sesungguhnya informasi itu baru untuk wujud ibadah khusus (mahdhah). Sementara itu, ibadah yang sifatnya umum (ibadah ‘am) sangat banyak macamnya. Contoh ibadah yang sifatnya umum, mengikuti pendidikan dan pembelajaran, berbuat baik kepada orang tua, guru, dosen, teman, sanak saudara, handai tolan, menyantuni fakir miskin dan yatim piatu, bekerja untuk kepentingan  diri  sendiri,  keluarga,  masyarakat,  nusa  dan  bangsa, menjaga
2
3
kebersihan lingkungan, dan sebagainya. Hal ini dapat disimak perintah Allah swt dalam surat Al Baqarah ayat 21 yang artinya berbunyi “wahai manusia beribadahlah kepada rab kalian yang menciptakan kalian, dan orang-orang sebelum kalian, agar kalian termasuk orang-orang yang takw.”. Ibadah dalam konteks ini adalah wujud menjalankan perintah Allah. Menjalankan perintah Allah secara khusus (ibadah mahdhah/khu- sus/ hablun mina Allahi) misalkan: mengerjakan salat, puasa, dan haji. Sementara itu, ibadah umum yang berhubungan dengan sesama manusia (hablun mina al-naasi), antara lain dengan keluarga, tetangga, lingkunag, bangsa, negara, dan sebagainya. Wujud ibadah yang berhubungan dengan sesama manusia antara lain berbuat baik kepada kedua orang tua (wabi al-waalidaini ihsaana).
Dengan demikian, ada beberapa cuplikan yang layak dijadikan contoh register dakwah.
1.         Ajaklah mereka ke jalan Tuhanmu dengan cara bijaksana, dan pembelajaran yang baik, dan berdebatlah (berseminarlah, berdiskusilah, bersarasehanlah) dengan yang baik (terjemahan Al Quran, surat An Nahl, ayat:125)
2.         Para dai melakukan aktivitas amar makruf nahi munkar. ‘Perintah untuk mengerjakan perbuatan yang baik dan larangan mengerjakan perbuatan yang keji’.
Cuplikan (1) berupa ayat Alquran yang memerintahkan untuk berdakwah dengan cara bijaksana dan pembelajaran yang baik dan merupakan salah satu terjemahan ayat Alquran yang lazim dijadikan dasar para dai untuk melakukan dakwah amar makruf nahi munkar secara bijaksana serta pembelajaran yang menarik, dan persuasif. Cuplikan (2) menunjukkan adanya frasa, yang dalam situasi tertentu dapat dibentuk menjadi sebuah kalimat,  Amar makruf nahi mungkar ‘perintah untuk mengerjakan perbuatan yang baik dan larangan mengerjakan perbuatan yang keji.


BAB III
PENUTUP

A.      Simpulan
1.         Register dakwah adalah perbendaharaan kata, kalimat dan wacana khas dakwah.
2.         Penjelasan tuntunan Alquran dan Hadits diwujudkan dalam informasi tentang langkah-langkah menjalankan perintah Allah (amar makruf), dan menjauhi pantangan Allah (nahi munkar) secara tepat.
3.         Dengan demikian tidak akan terjadi keliru pemahaman, sehingga salah, dan menyebabkan sesat.
B.       Saran
Dalam melakukan dakwah, seharusnya kita menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh penerima, sehingga penerima tidak salah dalam memahami atau menafsirkan informasi yang disampaikan oleh pendakwah.

 











4
DAFTAR PUSTAKA

Ngalim, Abdul. 2013. Sosiolinguistik. Surakarta: UMS





















5
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..............................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A.      Latar Belakang.......................................................................................1
B.       Rumusan Masalah..................................................................................1
C.       Tujuan Penulisan.....................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................2
A.      Pengertian Register Dakwah..................................................................2
B.       Kata, Frasa, dan Kalimat Khusus dalam Dakwah..................................3
BAB III PENUTUP..................................................................................................4
A.      Simpulan.................................................................................................4
B.       Saran.......................................................................................................4
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................5









iii

No comments:

Post a Comment