SOSIOLINGUISTIK
REGISTER DAKWAH
Disusun
Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sosiolinguistik

Oleh:
1.
Khairul Anwar (A310130147)
2.
Tri Novianto S (A310130149)
3.
Ilham Lazimi (A310130170)
PENDIDIKAN
BAHASA SASTRA INDONESIA
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Sosiolinguistik
pada hakikatnya, merupakan salah satu cabang ilmu bahasa (linguistik) yang
mengkaji, atau meneliti integrasi antara konsep kebahasaan yang bervariasi
dengan berbagai aspek kehidupan masyarakat yang heterogen, diadopsi ke dalam
bidang kajian yang meliputi bidang agama, budaya, pendidikan, pembelajaran,
politik, sosial ekonomi, dan sebagainya (Ngalim, 2013:30). Dari hakikat
linguistik tersebut dapat disimpulkan bahwa ilmu bahasa juga harus mengkaji
bahasa yang digunakan dalam aspek kehidupan masyarakat yang meliputi berbagai
bidang. Dalam linguistik terdapat kajian yang disebut register yang merupakan
seperangkat perbendaharaan kata berkaitan dengan ciri khas pekerjaan dan
kelompok masyarakat. Terdapat berbagai kajian mengenai register yang berkaitan
dengan ciri khas pekerjaan, salah satunya adalah register dakwah. Register
dakwah akan mengkaji berbagai perbendaharaan kata yang berkaitan dengan dakwah,
yang berfungsi untuk memberikan informasi yang lebih jelas agar penerima bisa
memahami dengan mudah informasi yang disampaikan oleh pendakwah. Untuk lebih
jelas mengenai register dakwah akan dibahas dalam makalah ini di bagian
pembahasan.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Apa pengertian register dakwah?
2.
Apa kata, frasa, dan kalimat khusus
dalam dakwah?
C.
Tujuan
Penulisan
1.
Mengetahui pengertian register dakwah.
2.
Mengetahui kata, frasa, dan kalimat
khusus dalam dakwah.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Register Dakwah
Register
dakwah adalah perbendaharaan kata, kalimat dan wacana khas dakwah. Secara
etimologis, kata dakwah berasal dari perbendaharaan kata dasar kerja (verba)
bahasa Arab da’a yang artinya
‘memanggil’, ‘mengajak’, atau ‘memohon’. Dari kata dasar verba da’a mengalami perubahan bentuk ke kata da’wah diintegrasikan ke dalam bahasa Indonesia
dakwah. Sesuai dengan esensi dakwah
yang dituntunkan oleh Muhammad Rasulullah SAW, dalam bentuk dakwah dengan tutur
(lisan) yang persuasif, ramah, menarik, dan sugestif. Di samping itu, juga ada
bentuk dakwah bilhal, yang juga memiliki potensi sugesti yang besar. Dakwah bilqaul (dengan lisan atau tutur) perlu
dilakukan dalam wujud menjelaskan tuntunan yang bersumber Al Quran dan Hadits
(Ngalim 2013:97).
B.
Kata,
Frasa, dan Kalimat Khusus dalam Dakwah
Penjelasan
tuntunan Alquran dan Hadits diwujudkan dalam informasi tentang langkah-langkah
menjalankan perintah Allah (amar makruf), dan menjauhi pantangan Allah (nahi
munkar) secara tepat. Dengan demikian tidak akan terjadi keliru pemahaman,
sehingga salah, dan menyebabkan sesat. Misalnya: perlunya informasi salah satu
perintah Allah yang sifatnya komprehensif, tentang esensi ibadah. Kebanyakan
masyarakat memahami ibadah hanya bersifat khusus, yakni salat, puasa, dan haji.
Padahal sesungguhnya informasi itu baru untuk wujud ibadah khusus (mahdhah). Sementara itu, ibadah yang
sifatnya umum (ibadah ‘am) sangat
banyak macamnya. Contoh ibadah yang sifatnya umum, mengikuti pendidikan dan
pembelajaran, berbuat baik kepada orang tua, guru, dosen, teman, sanak saudara,
handai tolan, menyantuni fakir miskin dan yatim piatu, bekerja untuk
kepentingan diri sendiri, keluarga, masyarakat, nusa dan
bangsa, menjaga
2
3
kebersihan lingkungan,
dan sebagainya. Hal ini dapat disimak perintah Allah swt dalam surat Al Baqarah
ayat 21 yang artinya berbunyi “wahai
manusia beribadahlah kepada rab kalian yang menciptakan kalian, dan orang-orang
sebelum kalian, agar kalian termasuk orang-orang yang takw.”. Ibadah dalam
konteks ini adalah wujud menjalankan perintah Allah. Menjalankan perintah Allah
secara khusus (ibadah mahdhah/khu-
sus/ hablun mina Allahi) misalkan:
mengerjakan salat, puasa, dan haji. Sementara itu, ibadah umum yang berhubungan
dengan sesama manusia (hablun mina
al-naasi), antara lain dengan keluarga, tetangga, lingkunag, bangsa,
negara, dan sebagainya. Wujud ibadah yang berhubungan dengan sesama manusia
antara lain berbuat baik kepada kedua orang tua (wabi al-waalidaini ihsaana).
Dengan
demikian, ada beberapa cuplikan yang layak dijadikan contoh register dakwah.
1.
Ajaklah
mereka ke jalan Tuhanmu dengan cara bijaksana, dan pembelajaran yang baik, dan
berdebatlah (berseminarlah, berdiskusilah, bersarasehanlah) dengan yang baik
(terjemahan Al Quran, surat An Nahl, ayat:125)
2.
Para dai melakukan aktivitas amar makruf nahi munkar. ‘Perintah untuk
mengerjakan perbuatan yang baik dan larangan mengerjakan perbuatan yang keji’.
Cuplikan
(1) berupa ayat Alquran yang memerintahkan untuk berdakwah dengan cara
bijaksana dan pembelajaran yang baik dan merupakan salah satu terjemahan ayat
Alquran yang lazim dijadikan dasar para dai untuk melakukan dakwah amar makruf
nahi munkar secara bijaksana serta pembelajaran yang menarik, dan persuasif.
Cuplikan (2) menunjukkan adanya frasa, yang dalam situasi tertentu dapat
dibentuk menjadi sebuah kalimat, Amar makruf nahi mungkar ‘perintah untuk
mengerjakan perbuatan yang baik dan larangan mengerjakan perbuatan yang keji.
BAB
III
PENUTUP
A.
Simpulan
1.
Register dakwah adalah perbendaharaan
kata, kalimat dan wacana khas dakwah.
2.
Penjelasan tuntunan Alquran dan Hadits
diwujudkan dalam informasi tentang langkah-langkah menjalankan perintah Allah
(amar makruf), dan menjauhi pantangan Allah (nahi munkar) secara tepat.
3.
Dengan demikian tidak akan terjadi
keliru pemahaman, sehingga salah, dan menyebabkan sesat.
B.
Saran
Dalam
melakukan dakwah, seharusnya kita menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh
penerima, sehingga penerima tidak salah dalam memahami atau menafsirkan
informasi yang disampaikan oleh pendakwah.
4
DAFTAR
PUSTAKA
Ngalim, Abdul. 2013. Sosiolinguistik. Surakarta: UMS
5
DAFTAR
ISI
HALAMAN JUDUL..............................................................................................i
DAFTAR
ISI.........................................................................................................ii
BAB I
PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar
Belakang.......................................................................................1
B. Rumusan
Masalah..................................................................................1
C. Tujuan
Penulisan.....................................................................................1
BAB II
PEMBAHASAN.........................................................................................2
A. Pengertian
Register
Dakwah..................................................................2
B. Kata,
Frasa, dan Kalimat Khusus dalam Dakwah..................................3
BAB III
PENUTUP..................................................................................................4
A. Simpulan.................................................................................................4
B. Saran.......................................................................................................4
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................5
iii
No comments:
Post a Comment