Friday, 9 October 2015

sintaksis

Nama  : Ilham Lazimi
NIM    : A310130170
A.      Pengertian dan Unsur Kalimat
1.         Pengertian Sintaksis
Sintakasis berasal dari bahasa Yunani sun yang berarti ‘dengan’ dan tattein yang berarti ‘menempatkan’. Secara etimologis kata sintaksis berarti ‘menempatkan bersama-sama kata-kata menjadi kelompok kata atau kalimat dan kelompok-kelompok kata menjadi kalimat’ (Verhaar,1977). Sintaksis merupakan cabang ilmu bahasa yang membicarakan seluk beluk wacana, kalimay, klausa, dan frase, berbeda dengan morfologi yang membicarakan seluk-beluk kata dan morferm (Ramlan, 1987).  
2.         Ruang Lingkup Sintaksis
Sintaksis menyelidiki semua hubungan antar kata dan antar kelompok kata atau antar frase dalam satuan dasar sintaksis. Ruang lingkup kajian sintaksis yang lebih sempit diberikan oleh Soetarno. Sintaksis menggarap masalah-masalah yang berhubungan dengan frase, klausa, dan kalimat.
3.         Pengertian kalimat
Kalimat dalam hal ini dapat dipandang sebagai unsur yang dalam batas-batas tertentu paling besar atau paling luas dibandingkan dengan frase dan klausa
a.         Pengertian kalimat yang mempertimbangkan makna
Kalimat ialah satuan kumpulan kata yang terkecil yang mengandung pikiran yang lengkap. Batasan ini disampaikan oleh Sutan Takdir Alisyahbana pada buku Tata Bahasa Baru Bahasa Indonesia yang diterbitkan pertama kali pada tahun 1949. Soetarno (1979) memberikan batasan atau definisi mengenai kalimat berdasarkan dua dasar, yaitu berdasarkan strukturnya dan berdasarkan maknanya. Baginya kalimat memiliki ciri:
1)        Susun kata yang merupakan bentuk ekspresi
2)        Kesenyapan dan intonasi
3)        Pikiran yang lengkap
4)        Situasi
Kalimat memiliki unsur pokok yaitu unsur objektif atau unsur segmental dan unsur subjektif atau unsur suprasegmental. Kalimat adalah rangkaian kata-kata yang berstruktur, dengan menggunakan kerangka acuan yang berupa teori ilmu bahasa
b.        Pengertian kalimat yang tidak memperhatikan makna
Kalimat adalah keseluruhan pemakaian kata yang berlagu disusun menurut sistem bahasa yang bersangkutan. Pada batasan kalimat ini tidak ditentukanberapa jumlah kata dalam satu kalimat. Kalimat adalah satuan gramatik yang dibatasi oleh adanya jeda panjang panjang yang disertai nada akhir turun atau naik. Satuan gramatik di sini yang dimaksud adalah unsur-unsur segmental dari suatu kalimat yang memiliki susunan yang sistematis. Pada batasan kalimat di atas tidak mempermasalahkan jumlah kata dalam satu kalmat, tetepi memperhatikan intonasi kalimat. Para ahli yang memberikan batasan kalimat ada yang menggunakan kriteria atau pertimbangan bentuk, makna dan intonasi.
Kalimat adalah bagian terkecil ujaran atau teks (wacana) yang mengungkapkan pikiran yang utuh secara ketatabahasaan. Pada buku Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (Moeliono, 1988) dikatakan bahwa tanda titik, tanda tanya, dan tanda seru dalam kaimat tulis itu sepadan dengan intonasi selesai, sedangkan tanda baca lainnya spadan dengan jeda.
4.         Pengenalan kalimat
Kalimat sebagai bagian terkecil ujaran; kalimat berstatus sebagai satuan dasar wacana yang bersangkutan. Untuk mengenali suatu ujaran termasuk kedalaam kalimat atau bukan dapat diperhatikan dari ujaran yang terdapat dalam bahasa lisan dan ujaran dalam bahasa tulis. Dalam bahasa lisan, cara mengenali dengan menggunakan prinsip kalimat lisan, jika dalam bahasa tulis, pengenalannya dengan menggunakan bahasa tulis.
5.         Unsur-unsur kalimat
a.         Unsur segmental
Bagian-bagian yang membentuk kalimat itu dapat dibedakan atas bagian inti yaitu bagian yang tidak dapat dihilangkan dan bukan inti. Kalimat tidak selamanya memuat semua fungsi yang ada yaitu fungsi inti dan luar inti.
b.        Unsur suprasegmental
Unsur suprasegmental kalimat adalah lagu kalimat atau intonasi kalimat (kesenyapan/jeda). Kesenyapan merupakan keadaan diam, sedangkan perhentian merupakan berhentinya suatu proses. Nada atau titinada merupakan tinggi rendah suatu ketika orang mengucapkan suatu ujaran atau suatu kalimat. Nada terdiri empat jenis yaitu, nada tinggi sekali, nada tinggi, nada sedang, dan nada rendah. Tekanan atau aksen adalah tingkatan keras dan lemahnya unsur suatu kalimat diucapkan. Tekanan bersama-sama dengan nada membentuk aksen. Tekanan dibagi menjadi tiga jenis yaitu, tekanan dinamik, tekanan tinggi atau nada, dan tekanan kuantitas.

B.       Ragam Kalimat
1.         Ragam kalimat menurut A.A. Fokker
Pembagian berdasarkan bangun kalimat:
a.         Tipe kalimat
Berdasarkan bangun kalimat adalah pengelompokan kalimat berdasarkan susunan unsur-unsur yang menduduki fungsi tertentu dalam kalimat.
1)        Tipe kalimat pertama
Kalimat pertama adalah kalimat dengan struktur fungsional S/P. Relasi antara kedua unsur (S dan P) cukup dengan menjajarkan kedua unsur tersebut.
2)        Tipe kalimat kedua
Terdiri atas dua bagian yang jelas batas-batasnya, satu bagian yang memberi ketegangan dan satu bagian yang melepaskan ketegangan.
3)        Tipe kalimat ketiga
Dibedakan dengan kalimat tipe pertama dan kedua karena S tidak terdiri atas satu bagian, tetapi terdiri atas beberapa bagian.
4)        Tipe kalimat keempat
Membedakan dirinya dengan tipe pertama, karena P pada kalimat tipe keempat terdiri atas dua bagian atau lebih.
5)        Tipe kalimat kelima
Adalah kalimat yang berstruktur P/S.
6)        Tipe kalimat keenam
Adalah kalimat yang hanya terdiri atas P saja.
7)        Tipe kalimat ketujuh
P kalimat tipe ketujuh terdiri atas sebutan (s) dan pokok (p).
8)        Tipe kalimat kedelapan
Adalah kalimat yang berstruktur P/(p)S/S.
9)        Tipe kalimat kesembilan
Adalah kalimat yang berstruktur /S.
b.        Kalimat Luas
Kalimat luas dibedakan menjadi tiga jenis yaitu.
1)        Kalimat luas I
Adalah kalimat yang hubungan antara S dan P merupakan hubungan/relasi temporal, relasi kausal, relasi kondisional, relasi final, relasi konsesif, relasi sirkumstansial, dan relasi konsekutif.

2)        Kalimat luas II
Merupakan kalimat hasil merapatkan dua kalimat atau lebih yang setara.
3)        Kalimat luas III
Adalah kalimat yang dirapatkan dari kalimat-kalimat lain oleh elips.
Pembagiaan berdasarkan intonasi
a.         Kalimat pertanyaan
1)        Pertanyaan untuk diakui
2)        Pertanyaan untuk diingkari
3)        Pertanyaan minta keterangan
b.        Kalimat perintah
c.         Kalimat permohonan
d.        Kalimat menyatakan keinginan
e.         Kalimat larangan
2.         Ragam kalimat menurut S. Woyowasito
Menurutnya pembagian kalimat menggunakan dasar analisis logis dan struktur bahasa yang bersangkutan.
a.         Kalimat penuh/ sempurna/ lengkap.
Kalimat penuh minimal harus berisi fungtor subjek dan predikat.
b.        Kalimat tak sempurna/ tak lengkap/ tak penuh.
Kalimat tak sempurna hanya memiliki salah satu fungtor yang biasa didapati pada kalimat sempurna.
Berdasarkan urutan katanya:
a.         Kalimat inversi
Merupakan kalimat yang berstruktur predikat-subjek.
b.        Kalimat majemuk
Adalah dua kalimat yang dijadikan satu.
Berdasarkan hubungan antara dua kalimat yang digabungkan.
a.         Hubungan setara
b.        Hubungan bertingkat
Dalam hubungan bertingkat didapati induk kalimat dan anak kalimat.
Berdasarkan intonasinya
a.         Kalimat seru
b.        Kalimat tanya
c.         Kalimat pernyataan
3.         Ragam kalimat menurut Sutan Takdir Alisyahbana
Alisyhabana (1983) menyebut adanya kalimat tanya dan kalimat perintah.
a.         Kalimat tanya
1)        Kalimat tanya yang terbentuk dari lagu tanya.
2)        Kalimat tanya yang terbentuk dari berbagai kata tanya seperti: apa, mengapa, bagaimana, bila, kapan, di mana, ke mana, berapa, dan lain-lain.
3)        Kalimat tanya yang dibentuk dari partikel -kah atau –tah.
b.        Kalimat perintah
Adalah suatu ucapan yang memerintah supaya orang yang diperintah itu melakukan apa yang tersebut dalam perintah itu.
c.         Kalimat tak sempurna
Kalimat yang hanya terdiri atas S, P, Pelengkap atau keterangan saja.
d.        Kalimat majemuk
1)        Kalimat majemuk setara
Adalah kalimat majemuk yang terjadi dari beberapa kalimat yang setara.
2)        Kalimat majemuk bertingkat
Adalah suatu kalimat sebuah kata atau beberapa kata yang menduduki suatu jabatan dalam kalimat tersebut sering diganti oleh susunan kata yang menyerupai sebuah kalimat.
4.         Ragam kalimat menurut Gorys Keraf
Keraf (1980) menyebut beberapa jenis kalimat yang dibagi dari tiga dasar yang berbeda yaitu: banyaknya kontur, banyaknya unsur pusat, proses terbentuknya kalimat. Dengan dasar itu dihasilkan jenis kelimat berikut:
a.         Kalimat minim versus kalimat panjang
Pembegian kalimat atas kalimat minim dan kalimat panjang didasarkan pada jumlah kontur yang terdapat dalam suatu kalimat. Kontur adalah suatu bagian dari arus ujaran yang diapit-apit oleh dua kesenyapan
b.        Kalimat minor versus kalimat mayor
Yaitu pembagian kalimat yang berdasarkan pada unsur pusatnya. Unsur pusat adalah unsur kalimat yang tidak bisa dihilangkan dari sebuah kalimat.
c.         Kalimat inti lawan kalimat transformasional
Dasar lain yang digunakan oleh keraf (1980) dalam membagi kalimat adalah struktur dan proses terbentuknya kalimat yang bersangkutan. Kalimat inti dipertentangkan dengan kalmat luas dan kalimat transformasional. Kalimat inti adalah kalimat yang terdiri atas dua unsur pusat (inti). Kalimat inti yang sudah mengalami perubahan, baik perubahan intonasi, maupun perubahan struktur, dan menjadi kalimat baru disebut kalimat transformasional.
d.        Kalimat tunggal dan kalimat majemuk
Kalimat tunggal adalah kalimat yang hanya terdiri atas dua unsur inti dan boleh diperluas dengan satu atau lebih unsur-unsur tambahan, asal unsur-unsur tambahan itu tidak boleh membentuk poa yang baru. Kalimat-kalimat tunggal yang diperluas dengan sekian macam hingga unsur-unsur baru itu membentuk satu atau lebih pola kalimati lagi, kalimat itu disebut kalimat majemuk. Kalimat majemuk dibedakan menjadi tiga jenis yaitu
1)        Kalimat majemuk setara
Adalah kalimat yang kedua pola kalimatnya sederajad atau setara.
2)        Kalimat majemuk bertingkat
Adalah kalimat yang hubungan pola-polanya tidak sederajad atau tidak setara.
3)        Kalimat majemuk campuran
Kalimat yang dapat berupa sebuah pola atasan dan sekurang-kurangnya dua pola bawahan, atau sekurang-kurangnya dua pola atasan ditambah dengan satu atau lebih pola bawahan.
5.         Ragam kalimat dalam tata bahasa baku bahasa indonesia
Tujuan praktis pembagian ini disebut pembagian menurut tata bahasa baku bahasa indonesia. Berdasarkan bentuknya, kalimat dibedakan menjadi dua macam, yaitu kalimat tunggal dan kalimat majemuk
a.         Kalimat tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri atas satu klausa.
1)        Kalimat tunggal berpredikat nomina
Dua nomina atau dua frase nominal yang berdampingan dapat membentuk sebuah kalimat asal syarat untuk S dan P terpenuhi
2)        Kalimat tunggal berpredikat ajektiva
Kalimat tunggal yang berpredikat ajektiva atau frase ajektival ini dinamakan juga kalimat statif.
3)        Kalimat tunggal berpredikat verba
Kalimat tunggal yang berpredikat verba atau frase verbal dapat digolongkan menjadi empat golongan.
a)         Kalimat taktransitif
Adalah kalimat yang tidak berobjek dan tidak berpelengkap.
b)        Kalimat ekatransitif
Adalah kalimat yang predikatnya berupa verba ekatransitif. Semua verba ekatransitif memiliki makna dasar perbuatan
c)         Kalimat dwitransitif
Adalah kalimat yang predikatnya verba dwitransitif. Verba dwitransitif merupakan verba yang secara semantis mengungkapkan hubungan tiga wujud.
d)        Kalimat semitransitif
Adalah kalimat yang predikatnya verba semitransitif. Verba semitransitif adalah verba yang dapat diikuti nomina, tetapi kehadiran nomina itu tidak wajib.
4)        Kalimat tunggal yang predikatnya frase lain
Frase lain yang dapat menduduki fungsi predikat diantaranya frase preposisional, frase numerial.
b.        Kalimat majemuk
1)        Kalimat majemuk setara dan bertingkat
Suatu kalimat yang teridiri atas dua klausa atau lebih merupakan kalimat luas atau kalimat majemuk. Berdasarkan sifatnya, ada dua jenis hubungan klausa, yakni hubungan koordinasi dan hubungan subordinasi. Subordinasi menghubungkan dua klausa yang tidak mempunyai kedudukan yang sama dalam struktur konstituennya.
2)        Hubungan antar klausa dalam kalimat majemuk setara
Klausa-klausa dalam kalimat mejemuk setara dihubungkan oleh koordinator dan, atau, tetapi. Fungsi sebuah koordinator adalah menunjukkan hubungan semantis. Hubungan perlawanan merupakan hubungan dalam kalimat majemuk yang klausa keduanya menyatakan sesuatu yang berlawanan dengan klausa pertama.
3)        Hubungan antar klausa dalam kalimat majemuk bertingkat
Hubungan antar klausa dalam kalimat majemuk bertingkat yang dimaksud adalah hubungan waktu, syarat, tujuan, konsesif, pembandingan, penyebaban, akibat, cara, sangkalan, kenyataan, hasil, penjelasan, atributif.
c.         Kalimat berita
Adalah kalimat yang isinya memberitahukan sesuatu kepada pembaca atau pendengar. Dilihat dari segi bentuknya, kalimat berita ada yang berbentuk inversi, ada yang bersusun biasa, ada yang berupa kalimat aktif, dan ada yang berwujud kalimat pasif.
d.        Kalimat perintah
Kalimat perintah isinya memberikan perintah kepada pembaca atau pendengar untuk melakukan sesuatu. Kalimat yang memiliki makna perintah adalah kalimat taktransitif atau transitif, dan kalimat perintah dapat berupa kalimat pasif.
e.         Kalimat tanya
Merupakan kalimat yang isinya menanyakan sesuatu atau seseorang kepada pendengar atau pembaca. Pembentukan kalimat tanya dapat dilakukan dengan macam cara yaitu.
1)        Dengan menambahkan kata tanya
2)        Dengan membalikkan urutan kata
3)        Dengan memakai kata bukan atau tidak
4)        Dengan mengubah intonasi kalimat
5)        Dengan memakai kata tanya
f.         Kalimat seru
Kalimat seru sering disebut kalimat interjektif. Kalimat interjektif adalah kalimat yang mengungkapkan perasaan kagum. Kalimat seru dibentuk dari kalimat berita yang predikatnya ajektiva.
g.        Kalimat emfatik
Adalah kalimat yang memberikan penegasan khusus. Penegasan dapat dilakukan dengan:
1)        Menambahkan partikel –lah pada subjek
2)        Menambahkan yang di belakang subjek.
Dengan penegasan itu, makna kalimat berbeda dengan kalimat berita yang tidak mendapat penekanan.


No comments:

Post a Comment